FIFA Larang Keras Kompetisi Digelar Dalam Waktu Dekat

Seranganbalik – Federasi Sepak Bola Dunia, FIFA melarang keras untuk meresmikan kompetisi Eropa digelar dalam waktu dekat. Sebagaimana mereka lebih menyarankan untuk menghentikan kompetisi tanpa juara layaknya Eredivisie, Liga Belanda.

Menurut kabar Bola.net, Rabu (29/04/2020), pimpinan tim medis FIFA, Michel D’Hooghe menyarankan untuk mengabaikan rencana tersebut demi kepentingan bersama. Seperti diketahui, pandemi COVID-19 makin hari makin tak terbendung, malah penyebarannya menyerang pelosok – pelosok desa.

D’Hooghe mengatakan, penularan virus corona menyerang semua orang dan tak pandang bulu. Semua Liga terbaik dunia harus ditunda untuk sementara waktu, bahkan mungkin hingga musim depan.

Sejauh ini, pasien yang tergolong positif makin bertambah banyak. UEFA telah memikirkan jalan keluar terbaik untuk mengakhiri kompetisi. Namun hingga kini, hal tersebut masih tak berujung alias nihil.

FIFA Tolak Rencana Kompetisi Lanjutan

Menurut beberapa laporan di Jerman, Bundesliga akan memulai kembali kompetisi resmi pada pertengahan Mei. Akan tetapi, FIFA menolak rencana tersebut agar menghindari kasus baru yang berakibat fatal.

D’Hooghe tidak mengijinkan otoritas Liga tersebut kembali menggema di lapangan hijau. Apalagi saat ini masih belum ada jaminan keamanan dari masing – masing negara untuk kembali beraktivitas seperti biasanya.

“Kami sungguh bangga apabila pertandingan bisa kembali digelar dengan mengikuti himbauan yang ada. Paling tidak, kompetisi tersebut harus aman walaupun digelar musim depan,” Ujar D’Hooghe.

“Suatu misal kompetisi Eropa lainnya berencana untuk mengakhiri pertandingan lebih cepat, maka itu keputusan yang terbaik. Semua itu bergantung dengan perkembangan virus corona. Jika keadaannya stabil, maka pertandingan boleh berlangsung. Jika tidak, ada rencana lain yang harus ditentukan,” sambungnya.

Nyawa di Atas Segalanya

Berbekal pengalaman yang dimilikinya, D’Hooghe mengklaim bahwa manusia lebih mementingkan faktor ekonomi dari pada kesehatan. Namun di masa Lockdown, mereka harus berupaya untuk memikirkan kesehatan.

“Saya melihat perbedaan antara ekonomi dan kesehatan serasa berbanding terbalik. Dimana banyak orang lebih tertarik untuk menaikkan sisi finansial dari pada sektor jasmani. Itu sebabnya FIFA tak ingin ambil resiko dengan meresmikan kompetisi lanjutan,” ujar D’Hooghe.

“Apabila semua orang lebih mementingkan kesehatan, maka inilah waktu yang tepat. Urusan uang bisa dicari, namun soal kesehatan tak kan ada cadangannya. Karena nyawa di atas segalanya,” tutupnya.