Cukup Sadis, Thomas Muller Tolak Mentah – Mentah Pinangan Arsenal!

Seranganbalik – Penyerang Bayern Munchen, Thomas Muller terpaksa menolak mentah – mentah pinangan Arsenal untuk mengarungi musim depan. Pasalnya pria 32 tahun itu hanya ingin pensiun di Allianz Arena.

Seperti yang dilaporkan Bola.net, kesetiaan Thomas Muller bersama Bayern Munchen lebih dari segalanya. Tercatat bahwa Ia telah menginjakkan kaki pada klub tersebut sejak 2008 silam.

Pastinya 14 tahun merupakan jenjang yang sangat lama bagi pemain profesional. Lebih dari itu, Thomas Muller pun juga sempat mendapatkan tawaran besar dari beberapa klub Eropa mulai dari Manchester United, Chelsea, Manchester City dan sekelas tip terbaik lainnya.

Akan tetapi hal tersebut tidak membuatnya girang untuk mendapatkan gaji yang lebih besar. Sebab Ia telah terlanjur mencintai sepak bola Jerman.

Tak Ingin Jadi Benalu

Ketertarikan Arsenal terhadap Thomas Muller boleh jadi dalam. Sebab saat ini skuad utama The Gunners masih memiliki banyak ruang kosong, utamanya pada lini serang.

Pelatih Mikel Arteta pun tidak menyangkal bahwa dirinya ingin sekali mendapatkan tanda tangan pria berpaspor Jerman itu. Sebab dirinya memiliki skill yang luar biasa dan mampu memenuhi target tim.

Akan tetapi Muller tidak ingin jadi benalu saat bergabung dengan klub baru. Apalagi usianya kini sudah tak muda lagi.

Diketahui bahwa pemain False 9 itu tidak mengedepankan kecepatan dan fisik saat bermain. Tapi lebih menjuru pada ruang kosong untuk menciptakan peluang.

Tetap Tak Mau Pergi

Walaupun masih aktif menjadi pemain. Namun Thomas Muller telah diklaim sebagai legenda sepakbola Bayern Munchen dan Timnas Jerman. Sebab dirinya sukses menciptakan rekor pribadi yang mengesankan.

Sejak berseragam Die Roten, Muller telah membukukan 227 gol dan 243 assist dalam 624 pertandingan di semua kompetisi resmi. Catatan tersebut menjadikannya sebagai pencetak gol terbanyak ketiga dalam sejarah Bundesliga.

Lebih lanjut, Muller pun diprediksi tidak akan padu saat berada di bawah asuhan Mikel Arteta. Sebab pelatih asal Spanyol itu lebih memprioritaskan skill masing – masing pemain. Sementara dirinya pun mengedepankan permainan tim.