Gaya Rotasi Benitez Bisa Jadi Model Kesuksesan Untuk Real Madrid
Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, kembali menerapkan rotasi pada musim 2017-2018.
Intensitasnya tergolong tinggi karena dia melakukan 52 pergantian pada susunan starter dalam 15 pertandingan pada berbagai ajang musim ini. Artinya, rata-rata rotasi Real Madrid adalah 3,46 per laga.
Catatan Real Madrid mendekati Valencia, yang menjadi pemegang rekor rotasi di Spanyol.
Pada musim 2002-2003, Rafael Benitez selaku pelatih ketika itu, mencatatkan 3,69 pergantian pada susunan starter setiap pertandingan. Hasilnya, tim beralias Los Che menjuarai Liga Spanyol musim tersebut.
“Kami masih tertinggal delapan poin dari Real Madrid pada 2002, tetapi finis dengan keunggulan enam atau tujuh angka, mengapa? Kami lebih segar pada akhir musim,” kata Benitez dalam buku “Champions League Dreams”.
Dulu menjadi korban dari tim pengusung rotasi, Real Madrid menduplikasinya sejak kursi pelatih diduduki Zidane, Zidane sempat mengganti empat pemain dalam susunan starter Real Madrid ketika melawan Deportivo La Coruna, Real Sociedad dan Deportivo Alaves.
Adapun untuk laga kontra Barcelona, Real Betis dan Borussia Dortmund, sang juru taktik menerapkan masing-masing tiga perubahan wajah.
Menilik tren laga demi laga Real Madrid, hasilnya cukup memuaskan. Setelah sempat gagal menang dalam tiga dari lima laga pertama, Real Madrid mencatatkan empat kemenangan beruntun.
Kini, tim beralias Los Blancos sudah bertengger di posisi ketiga dengan koleksi 20 poin dari sembilan laga. Masih terbentang jarak lima angka dari Barcelona di puncak tabel.
Namun, selain kesuksesan Real Madrid musim lalu, ingatlah memori pada 2002-2003. Bukan mustahil, Real Madrid tengah berada di posisi Valencia, yang sempat tertinggal pada awal musim kemudian mengebut dan finis di puncak berkat kesegaran para pemainnya.